great info

.

Konsep Ekosistim UMKM berbasis Sistim Affiliasi Pertama di Indonesia

Wednesday, August 20, 2025

DESA PENGELIPURAN: JEWEL DI TENGAH BUKIT BANGKALAN YANG MEMUKAU DUNIA



Terletak di kaki Gunung Batur, Kabupaten Bangli, Bali, Desa Penglipuran adalah destinasi unik yang menggabungkan keindahan alam, keaslian budaya, dan ketertiban lingkungan yang luar biasa.

Desa ini sering dijuluki sebagai "Desa Terbersih di Dunia" oleh berbagai media internasional, termasuk dipuji oleh National Geographic dan CNN Travel.

Kebersihan dan kerapian desa bukan hasil dari kebijakan pemerintah, melainkan budaya turun-temurun yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.

Setiap rumah, jalan, hingga pekarangan umum dirawat dengan disiplin dan kesadaran kolektif yang kuat.

Penglipuran menjadi bukti nyata bahwa harmoni antara manusia, alam, dan tradisi bisa menciptakan kehidupan yang berkelanjutan dan estetis.

ARsitektUR TRADISIONAL BALI YANG TERJAGA DENGAN SEMPURNA

Salah satu daya tarik utama Penglipuran adalah arsitektur rumah tradisional Bali yang masih terjaga utuh hingga hari ini.

Seluruh rumah di desa ini dibangun dengan desain seragam: tembok anyaman bambu (bale sikep), atap ijuk, dan tata ruang yang mengikuti konsep Tri Hita Karana—harmoni antara manusia, Tuhan, dan alam.

Deretan rumah yang berjajar rapi di sepanjang jalan utama membentuk lorong hijau yang rindang dan asri, dihiasi pepohonan trembesi berusia ratusan tahun.

Tidak ada kabel listrik yang berserakan, tidak ada cat mencolok, dan tidak ada bangunan modern yang merusak estetika.

Arsitektur yang konsisten ini membuat Penglipuran terasa seperti waktu berhenti, membawa pengunjung ke masa lalu yang damai dan teratur.

KEBERSIHAN YANG BUKAN HANYA FISIK, TAPI JUGA SPIRITUAL

Kebersihan di Penglipuran bukan sekadar soal sampah tidak berserakan atau jalan bebas debu.

Ini adalah ekspresi dari kesucian spiritual dan kedisiplinan budaya yang mendalam.

Setiap pagi, warga membersihkan halaman rumah dan jalan umum dengan sapu lidi, diiringi doa dan ritual kecil sebagai bentuk syukur.

Sampah dipilah secara alami—organik dikompos, anorganik dikumpulkan—dan tidak ada tempat sampah plastik di area publik.

Konsep adat basa (aturan adat) sangat kuat di sini, sehingga pelanggaran seperti merokok di tempat umum atau membuang sampah sembarangan hampir tidak pernah terjadi.

KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG HARMONIS DAN BERKELANJUTAN

Di balik keindahannya, Penglipuran adalah komunitas hidup yang tetap mempertahankan nilai-nilai gotong royong dan kekeluargaan.

Warga hidup dalam sistem banjar (lingkungan adat) yang mengatur kehidupan sosial, keagamaan, dan lingkungan secara kolektif.

Pertanian organik, penggunaan air bersih dari mata air alami, dan larangan keras terhadap bahan kimia menunjukkan komitmen mereka terhadap keberlanjutan.

Meskipun banyak dikunjungi wisatawan, masyarakat tetap menjaga privasi dan kesakralan kehidupan sehari-hari.

Mereka tidak menjual budaya, tapi mengajak dunia untuk memahami dan menghormatinya.

DESTINASI WISATA BUDAYA YANG MENGINSPIRASI DUNIA

Penglipuran bukan hanya tempat untuk berfoto atau berwisata, tapi ruang belajar tentang tata kelola desa yang berkelanjutan.

Desa ini kerap menjadi studi kasus di forum internasional tentang sustainable tourism dan cultural preservation.

Turis yang datang diwajibkan mengikuti aturan ketat: tidak boleh berpakaian minim, tidak boleh membawa makanan dari luar, dan harus melepas alas kaki saat memasuki area suci.

Pendapatan dari tiket masuk digunakan untuk pemeliharaan desa dan kesejahteraan warga, bukan untuk keuntungan pribadi.

Penglipuran membuktikan bahwa pariwisata bisa menjadi alat pelestarian budaya, bukan ancaman terhadapnya. 

No comments:

Post a Comment